Jumat, 14 Oktober 2011

Pembicaraan Bayi dengan Allah swt

            Pada suatu hari, di surga seorang bayi bertanya kepada Allah, “Ya Allah nanti di dunia aku tinggal bersama siapa?”
            Allah menjawab, “nanti kamu akan tinggal bersama seorang malaikat di dunia.” Si bayi bertanya kembali, “Apakah iya? Siapakah ia?”
            Kata Allah “Ia adalah seorang ibu, ia akan menjagamu di perutnya selama 9 bulan, itu dinamakan hamil. Setelah 9 bulan ia mengeluarkanmu dari perutnya itu dinamakan melahirkan, ia menahan sakitnya itu, demi dirimu. Ia menjagamu pagi, siang, sore, dan malam. Di pagi hari ia memandikanmu, menyuapimu dan ia menemani kamu untuk tidur. Di siang hari ia tidur siang tetapi ia tidak bisa tidur karena engkau bangun. Di sore hari ia mengajakmu jalan-jalan, dan malam hari ia dan kamu tidur namun di tengah malam ia bangun karena engkau selalu menangis kadang-kadang karena popokmu basah ataukah kamu haus. Ia selalu seperti itu hingga kamu besar. Saat kamu sekolah ayahmu bekerja dan gajinya untuk sekolahmu dan sebagainya. Ayahmu libur bekerja di hari sabtu dan minggu untuk menemanimu. Jika kamu sakit mereka berdua bingung dan khawatir, jadi saat mereka berusia lanjut kamu yang membiayainya, karena ayahmu sudah tidak bekerja lagi.”
            Si bayi menjawab, “Ya Allah terima kasih nanti kau akan titipkan aku kepada seorang malaikat duniaku.”
            Jadi kalian harus berbakti kepada orangtua

Makan Sayur, Dipaksa Dulu!!

            Malam hari, Ibu Muti Ibunya Lita sedang memasak. Ibu memasak sayur daun singkong. Lita anaknya Ibu Muti paling gak suka dengan namanya sayur. Lita suka dengan makanan yang namanya kentucki, yaitu ayam goreng tepung.
            “Bu, lagi masak apa?” tanya Lita
            “Ibu lagi masak sayur daun singkong” jawab Ibu.
            “Apa bu, Ibu kan tau sendiri kalau Lita gak suka makan sayur!” protes Lita
            Ibu hanya diam saja, tidak menjawab perkataan Lita. Lalu Lita pergi ke ruang keluarga.
            Selesai masak, Ibu menaruh masakan di meja makan. Ayah dan Lita pun datang ke dapur untuk makan masakan Ibu yang sangat enak. Ayah, Ibu, dan Lita mengambil nasi sendiri-sendiri. Lalu Ayah dan Ibu mengambil sayur daun singkong.
            “Ayah dan Ibu suka ya dengan sayur itu?” tanya Lita
            “Iya sayang, ayo Lita juga makan sayurnya” suruh Ayah.
            “Lita gak mau makan sayur!, sayur itu tidak enak!” bentak Lita
            “Lita, jangan bilang sayur itu tidak enak, coba dulu Lita” kata Ayah.
            Lita pun mengambil sayur itu sedikit demi sedikit. Akhirnya Lita pun sangat suka dengan sayur daun singkong.

Selasa, 11 Oktober 2011

Semangat Idhul Adha

            Hari Raya Idhul Adha merekam peristiwa yang sangat penting, yaitu ketika Allah menguji ketaatan Nabi Ibrahim melalui mimpi. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengurbankan putranya, Ismail.
            Nabi Ibrahim merenungkan mimpi nya. Akhirnya, beliau yakin bahwa mimpi itu benar-benar datang dari Allah. Beliau bertekad melaksanakan perintah itu. Tipu daya setan tidak dapat mengubah tekad itu.
            Sebelum Nabi Ibrahim melaksanakan perintah itu, terjadi percakapan antara Nabi Ibrahim dan Ismail. Percakapan itu sangat menggugah perasaan. Allah menggambarkannya dalam surah As-Saffat (37) ayat 102 sebagai berikut. "Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
           Pada saat Nabi Ibrahim akan menyembelih Ismail, Allah melarang Nabi Ibrahim meneruskan niatnya. Allah menggantinya dengan seekor kambing. Nabi Ibrahim dinyatakan lulus menjalani ujian. Peristiwa ini menjadi dasar diperintahkannya ibadah kurban.
           Demikian perjuangan dan pengorbanan Nabi Ibrahim dalam menghadapi cobaan. Sekarang, yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah, pengorbanan apa yang telah kita lakukan sebagai hamba Alla?
           Dari peristiwa itu, marilah kita jadikan pelajaran bahwa keluarga, harta, pangkat, dan lain sebagainya pada hakikatnya adalah milik Allah. Kepadanyalah semua itu kita kembalikan. Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah. Salah satunya dengan memberikan apa yang kita sukai untuk membantu orang lain.
Allaaahu akbar Allaaahu akbar Allaaahu akbar
Laaa ilaaaha illallaaahu Allaaahu akbar
Allaaahu akbar walillaaahil hamd